Poundsterling Menyentuh Level Tertinggi Sejak Awal September Didukung Pelemahan USD
Gubernur Bank of England Andrew Bailey telah mengakui masih adanya tantangan untuk mengembalikan inflasi Inggris ke target 2%, dan menekankan bahwa penurunan inflasi dari 6.7% menjadi 4.6% banyak mendapat kontribusi dari penurunan harga energi, sehingga beliau menekankan perlunya mengurangi inflasi dan menyadari potensi dampak buruknya terhadap sektor rumah tangga, mengingat harga yang lebih tinggi dapat memperburuk kondisi perekonomian Inggris.
FUNDAMENTAL
Saat sesi perdagangan awal pekan ini mata uang Poundsterling berhasil mencapai level tertingginya sejak awal September lalu, setelah mendapat dukungan dari melemahnya US Dollar selama empat hari berturut-turut dan sekaligus mencerminkan ketahanan perekonomian Inggris saat menghadapi langkah-langkah pengetatan kebijakan yang dilakukan oleh Bank of England.
Gubernur Bank of England Andrew Bailey telah mengakui masih adanya tantangan untuk mengembalikan inflasi Inggris ke target 2%, dan menekankan bahwa penurunan inflasi dari 6.7% menjadi 4.6% banyak mendapat kontribusi dari penurunan harga energi, sehingga beliau menekankan perlunya mengurangi inflasi dan menyadari potensi dampak buruknya terhadap sektor rumah tangga, mengingat harga yang lebih tinggi dapat memperburuk kondisi perekonomian Inggris.
Di sesi perdagangan waktu AS semalam, US Census Bureau merilis data New Home Sales yang menunjukkan penurunan tajam di bulan Oktober yang diakibatkan oleh kenaikan suku bunga hipotek, sehingga hal ini semakin menyurutkan sentimen positif terhadap sektor belanja konsumen di AS.
Kondisi pasar mata uang berjangka untuk saat ini berdasarkan ekspektasi pasar telah menunjukkan suatu antisipasi wacana penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Bank of England di periode bulan September tahun 2024 mendatang.
TEKNIKAL
Pola triangle hampir terbentuk di perdagangan pasangan mata uang GBPUSD dalam timeframe H4, dimana pola ini menunjukkan berlanjutnya dukungan bullish jangka pendek bagi Poundsterling, dengan level 1.25892 yang masih berpeluang menjadi area pijakan bagi pasangan mata uang GBPUSD.
Jika level tersebut gagal break-down maka pergerakan pasangan mata uang itu kemungkinan besar akan melanjutkan kenaikannya, namun akan menemui hambatan bullish awal di kisaran 1.26443, untuk mengejar target bullish berikutnya di kisaran 1.27-an.
Akan tetapi dukungan bullish tidak terlihat dari sisi teknikal, dimana garis sinyal dalam indikator RSI nampaknya telah masuk ke dalam area Overbought, sehingga membuka peluang adanya tekanan jual atau berpeluang mengalami aksi profit taking di jangka pendek.