Greenback Bangkit di Sesi Asia, Fokus Utama Trader Pada Even FED Rate dan Pidato Powell
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, sebagian besar tetap datar di 105,13 karena para trader emas menunggu keputusan suku bunga The Fed.
Greenback tetap menguat terhadap mata uang utama lainnya di awal sesi Asia Rabu pagi WIB, tetapi sedikit melemah terhadap yen menjelang keputusan suku bunga yang sangat dinantikan oleh Federal Reserve (FOMC) Kamis dinihari WIB nanti.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, sebagian besar tetap datar di 105,13 karena para trader emas menunggu keputusan suku bunga The Fed.
Pasar memperkirakan The Fed hampir pasti akan mempertahankan suku bunganya pada kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen, sehingga fokus pada panduan ke depan bank sentral.
Pasar berjangka memperkirakan kemungkinan 30 persen kenaikan seperempat poin pada November atau 40 persen kemungkinan kenaikan pada Desember, menurut alat CME FedWatch.
“Kita memperkirakan FOMC akan mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga tambahan sebanyak 25 basis poin pada akhir tahun, meskipun menurut pandangan kami, hal tersebut tidak akan ditindaklanjuti,” kata analis OIB.
Dolar/yen mungkin mengalami tekanan naik setelah pertemuan FOMC yang hawkish, tambahnya.
Yen terakhir naik hampir 0,1 persen pada 147,77 versus greenback, turun dari level terendah Selasa (19/9/2023) di 147,92 meskipun berada di dekat level terendah 10 bulan terhadap dolar menjelang pengumuman FOMC.
Spekulasi meningkat mengenai kemungkinan keluar dari kebijakan ultra-longgar Bank Sentral Jepang (BoJ) yang lebih cepat dari perkiraan, namun bank sentral kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga sangat rendah pada Jumat (21/9/2023) dan meyakinkan pasar bahwa stimulus moneter akan tetap ada untuk sementara waktu di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Diplomat keuangan terkemuka Jepang, Masato Kanda, mengulangi peringatan pada Rabu, dengan mengatakan pihak berwenang Jepang selalu menjalin komunikasi yang erat mengenai mata uang dengan para pembuat kebijakan di AS dan luar negeri sambil terus mencermati pergerakan pasar dengan "rasa urgensi yang tinggi".
Sementara itu, dolar Australia, sebuah proksi untuk pertumbuhan China, naik hampir 0,1 persen, mempertahankan kenaikannya setelah risalah pertemuan kebijakan terbaru Bank Sentral Australia mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut di masa depan.
Dolar Selandia Baru naik lebih dari 0,2 persen terhadap dolar mendekati 0,5950 dolar AS.
Euro dan sterling sebagian besar tidak berubah di sesi Asia Rabu, masing-masing di 1,0680 dolar dan 1,2391 dolar.
Perhatian pasar akan tertuju pada IHK Inggris yang dirilis pada Rabu, data inflasi terakhir yang akan dirilis sebelum Bank Sentral Inggris membuat keputusan suku bunga pada Kamis (21/9/2023). (YSI)