Emas Terpantau Rebound Naik 3 Hari Berturut-turut Jelang Rilis FED Rate AS
Emas tetap menguat di tengah sikap wait and see para investor dan trader emas yang menunggu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) terbaru di pekan ini.
Emas tetap menguat di tengah sikap wait and see para investor dan trader emas yang menunggu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) terbaru di pekan ini.
Harga emas di pasar spot pada perdagangan terakhir Senin (18/9/2023), ditutup di posisi US$ 1.933,70 per troy ons. Harga emas menguat 0,49%. Posisi tersebut adalah yang terkuat sejak 4 September 2023 atau 10 perdagangan terakhir.
Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif emas yang menguat sejak Kamis pekan lalu. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas menguat 1,04%.
Penguatan emas menjelang rapat The Fed menjadi hal yang tak biasa. Sang logam mulia lebih kerap tersungkur menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Seperti diketahui, The Fed menggelar rapat FOMC mulai hari ini waktu AS dan akan mengumumkan kebijakan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 99% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan pekan ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya 97%.
"Investor dan trader emas sangat fokus pada keputusan bank sentral AS. Pelaku pasar berekspektasi jika The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama. Inilah yang menjadi kekhawatiran besar pasar," kata analis analis OIB.
Pelaku pasar berekspektasi masih akan hawkish setelah data-data menunjukkan ekonomi Paman Sam masih panas.
AS mengumumkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY. Inflasi tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan hampir dua kali lipat lebih tinggi dari target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Namun, inflasi inti melandai sesuai ekspektasi ke 4,3% YoY dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 4,7%.
Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 9 September 2023 naik ke 220.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 217.000. Nilai tersebut masih berada di bawah ekspektasi pasar yang proyeksi bisa naik ke 225.000.
Sementara itu data inflasi untuk produsen atau producer price index (PPI) periode Agustus 2023 naik 1,2% (yoy), lebih panas dibandingkan konsensus sebesar 1,2% dan bulan sebelumnya sebesar 0,8%.
Pelaku pasar yang sudah priced in dengan kebijakan hawkish The Fed inilah yang membuat laju emas relatif aman menjelang FOMC. Secara historis, emas biasanya tergelincir menjelang rapat FOMC.
Misalnya,sang logam mulia ambles lebih dari 2,8% menjelang rapat FOMC pada Juni. Anjloknya emas karena ekspektasi The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 bps untuk pertama kalinya pada 2022 The Fed memang akhirnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada 16 Juni 2022.
Menjelang rapat FOMC 27-28 Juli, emas hanya melemah tipis 0,5% karena pasar sudah menyesuaikan ekspektasi kenaikan sebesar 75 bps. Emas sempat anjlok 0,8% dua menjelang rapat FOMC pada 21-22 September 2022 kendati menguat 0,6% pada saat rapat digelar.
Selain pelaku pasar yang priced in, kenaikan harga emas dalam tiga hari terakhir juga didukung oleh pembelian besar-besaran di China.
Pembelian emas di China mencetak rekor tertingginya pada pekan lalu karena masyarakat mencari aset aman di tengah perlambatan ekonomi China.
"Perkembangan di China tentu menjadi kabar baik bagi emas tetapi kami tidak yakin ini mampu mengubah outlook emas ke depan," kata analis OIB. Menurut analis OIB, outlook emas masih akan sangat ditentukan oleh kebijakan The Fed. (YSI)