Kekhawatiran Aksi Intervensi Telah Memberikan Tekanan Lebih Lanjut Terhadap USDJPY
Pasar ekuitas AS untuk saat ini telah menghadapi tekanan jual di hari sebelumnya, di tengah ketidakpastian menjelang musim laporan pendapatan kuartal, dan yang terjadi saat ini adalah para investor tidak mengantisipasi perbaikan yang layak secara keseluruhan akibat kebijakan moneter The Fed yang sangat ketat serta bank komersial yang tetap mempertahankan kondisi kredit yang sangat ketat guna melindungi kualitas aset dalam lingkungan yang bergejolak.
FUNDAMENTAL
Pasangan mata uang USDJPY telah mengalami kemerosotan tajam hingga mendekat 144.00 di sesi perdagangan waktu Tokyo pagi tadi, serta mencatat level terendah mingguan baru di kisaran 143.92 akibat merebaknya kekhawatiran di kalangan trader terhadap kemungkinan adanya aksi intervensi di pasar mata uang dari Bank of Japan yang semakin meningkat.
Pasar ekuitas AS untuk saat ini telah menghadapi tekanan jual di hari sebelumnya, di tengah ketidakpastian menjelang musim laporan pendapatan kuartal, dan yang terjadi saat ini adalah para investor tidak mengantisipasi perbaikan yang layak secara keseluruhan akibat kebijakan moneter The Fed yang sangat ketat serta bank komersial yang tetap mempertahankan kondisi kredit yang sangat ketat guna melindungi kualitas aset dalam lingkungan yang bergejolak.
Pergerakan yang kontras terjadi saat timbul aksi jual terhadap pasangan mata uang USDJPY, sementara di satu sisi safe-haven Dollar telah mencetak level tertinggi barunya dalam empat hari di 103.40, menyusul investor yang merasa yakin bahwa kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Federal Reserve tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
Sedangkan kekhawatiran akan adanya intervensi di pasar mata uang oleh pihak Bank of Japan nampaknya hingga kini semakin meningkat setelah sebelumnya nilai tukar Yen terdepresiasi ke 145.00 terhadap US Dollar, menyusul hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa pemerintah Jepang kemungkinan besar dapat mengintervensi di pasar mata uang jika Yen Jepang terdepresiasi hingga kembali ke level 145.00.
Selain itu diplomat keuangan Jepang Masato Kanda berkomentar bahwa pihak berwenang telah melakukan kontak secara lebih dekat dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellan serta pejabat luar negeri lainnya, untuk membahas mata uang serta pasar keuangan yang lebih luas.
TEKNIKAL
Setelah mencatat kenaikan dalam tiga pekan beruntun dari level terendah 139.00 di pertengahan Juni, pergerakan pasangan USDJPY bergerak dalam kecenderungan range yang tidak terlalu besar di kisaran 144.00 dalam beberapa sesi perdagangan terakhirnya, dengan level resisten jangka pendek untuk saat ini ada di 145.06.
Dalam timeframe H4 hingga memasuki sesi perdagangan waktu Eropa sore ini, garis sinyal EMA 12 sudah mulai bergerak memotong ke bawah kombinasi garis SMA 32 (high, low, close) sebagai cerminan besarnya tekanan jual bagi USDJPY, yang menempatkan sentimen Risk Aversion di pasar untuk saat ini.
Area penempatan Buy Limit akan terbentuk apabila USDJPY gagal untuk break-down di bawah level 78.6% Fibonacci di level 143.46, namun apabila open candle berikutnya ada di bawah level 78.6% maka peluang terciptanya area penempatan Sell Stop akan terbentuk untuk menuju penurunan terdekat di 141.29 untuk jangka pendeknya.
Sinyal berlanjutnya tekanan jual bagi pasangan mata uang USDJPY secara teknikal dapat terlihat dari garis sinyal dalam indikator RSI yang mulai berupaya masuk ke level 30% sebagai cerminan tekanan bearish, demikian pula dengan garis sinyal dalam MACD yang nampaknya akan masuk ke area negatifnya sebagai konfirmasi berlanjutnya tekanan bearish.