Wallstreet Memang Bangkit di Sesi Akhir Pekan, Namun Sebenarnya Turun Untuk Pergerakan Mingguan
“Ekspektasi kita adalah angka IHK bisa lebih tinggi dari perkiraan, karena harga minyak yang terdorong lebih tinggi,” kata analis OIB.
Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Jumat (08/9/2023) namun ketiga indeks utama mencatat penurunan mingguan karena investor dan trader khawatir terhadap suku bunga yang tinggi dan menunggu dengan cemas pembacaan inflasi AS yang akan datang.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 75,86 poin atau 0,22 persen, menjadi menetap di 34.576,59 poin. Indeks S&P 500 bertambah 6,35 poin atau 0,14 persen, menjadi berakhir di 4.457,49 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 12,69 poin atau 0,09 persen, menjadi menetap di 13.761,53 poin.
Setelah kehilangan 2,9 persen dalam dua sesi, sektor teknologi S&P 500 ditutup menguat. Namun energi, naik 0,97 persen, mencatatkan persentase kenaikan terbesar di antara 11 sektor industri S&P 500 karena kenaikan harga minyak.
Sektor utilitas defensif mengalami kenaikan harian sebesar 0,96 persen sedangkan penurunan terbesar adalah real estat, yang kehilangan 0,63 persen.
Untuk minggu lalu yang dipersingkat karena libur Hari Buruh pada Senin (4/9/2023), indeks S&P 500 tergelincir 1,3 persen, sedangkan Nasdaq kehilangan 1,9 persen dengan keduanya menghentikan kenaikan dua minggunya. Dow turun 0,8 persen.
Investor dan trader khawatir terhadap kenaikan harga minyak dan khawatir menjelang Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus, yang akan dirilis pada 13 September, mencari sinyal mengenai kemungkinan pergerakan suku bunga Federal Reserve.
Sementara para trader bertaruh pada kemungkinan 93 persen bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini setelah pertemuan berikutnya berakhir pada 20 September, mereka memperkirakan peluang sebesar 53,5 persen untuk jeda lagi pada pertemuan November, menurut alat FedWatch dari CME Group.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun lebih rendah, dan kenaikan imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun pada Jumat (8/9/2023) tampaknya memberikan tekanan pada saham. Analis OIB mengatakan bahwa investor dan trader semakin khawatir terhadap kenaikan suku bunga sejak awal Agustus.
"Kondisinya telah berubah dalam beberapa pekan terakhir karena kenaikan suku bunga. Masyarakat AS mempertanyakan apakah ini merupakan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi. Apakah suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan perlambatan sehubungan dengan berkurangnya kelebihan tabungan konsumen," kata analis OIB.
Apple mencatat kenaikan kecil 0,3 persen, meskipun penutupannya di 178,18 dolar AS berada sekitar dua dolar di bawah harga tertinggi sesinya karena reli melemah. Produsen iPhone ini turun tajam dalam dua sesi sebelumnya, menekan sektor teknologi yang lebih luas di tengah berita bahwa Beijing telah melarang pegawai pemerintah pusat menggunakan iPhone di tempat kerja.
Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah berjangka selama tiga bulan berturut-turut dan awal yang positif pada September, data ekonomi minggu lalu juga memicu kekhawatiran inflasi. Data aktivitas jasa-jasa lebih kuat dari perkiraan dan klaim pengangguran mingguan turun.
“Ekspektasi kita adalah angka IHK bisa lebih tinggi dari perkiraan, karena harga minyak yang terdorong lebih tinggi,” kata analis OIB.
Komentar beragam dari pejabat Fed telah memicu ketidakpastian. Presiden Fed New York John Williams tetap membuka pilihannya minggu lalu, sementara Presiden Fed Dallas Lorie Logan mengatakan bahwa meskipun "mungkin tepat" untuk mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan berikutnya, pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan. (YSI)