Trader Minyak Makin Happy, Si Emas Hitam Catat Kenaikan Tertajam Sejak Januari 2022
Persediaan minyak juga mulai turun di tempat lain, terutama di AS, di mana pemerintah telah mulai mengisi ulang Cadangan Minyak Strategis (SPR) dari level terendah dalam beberapa dekade.
Harga minyak menguat ke level tertinggi baru tiga bulan pada akhir perdagangan Senin dan mencatat kenaikan bulanan tertajam sejak Januari 2022, didukung oleh tanda-tanda pengetatan pasokan global dan meningkatnya permintaan sepanjang sisa tahun ini.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober yang lebih aktif terangkat 1,02 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap di 85,43 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Kontrak Brent untuk September, yang berakhir pada penyelesaian Senin (31/7), naik 0,7 persen menjadi ditutup pada 85,56 dolar AS per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 1,22 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada 81,80 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Baik Brent maupun WTI mencapai level tertinggi sejak akhir April untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin (31/7), setelah membukukan kenaikan mingguan kelima berturut-turut pada Jumat (28/7).
Arab Saudi diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk September. Produksi Saudi turun 860.000 barel per hari pada Juli, sementara total produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak turun 840.000 barel per hari.
Persediaan minyak juga mulai turun di tempat lain, terutama di AS, di mana pemerintah telah mulai mengisi ulang Cadangan Minyak Strategis (SPR) dari level terendah dalam beberapa dekade.
Goldman Sachs memperkirakan bahwa permintaan minyak global naik ke rekor 102,8 juta barel per hari pada Juli dan merevisi permintaan tahun 2023 sekitar 550.000 barel per hari karena perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di India dan AS, mengimbangi penurunan konsumsi China. (YSI)