Pound Terpuruk Pasca Pidato 'Dovish' Bailey di Depan Parlemen Inggris
Meskipun Bailey tak menyebutkan angka tertentu secara eksplisit, pasar menganggap pernyataannya mengandung kisi-kisi rate hike terakhir.
Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey memberikan testimoni bernada dovish kepada Parlemen Inggris.
Andrew Bailey mengatakan bahwa BoE "sekarang jauh lebih dekat ke puncak siklus" pengetatan moneter. Alasannya, ia berpendapat inflasi Inggris akan mengalami penurunan berkelanjutan mulai dari sekarang dan makin nyata pada akhir tahun ini.
"Saya tidak mengatakan bahwa (suku bunga) kita sudah berada di puncak karena kita masih punya satu rapat yang akan datang, tetapi saya pikir kita sudah sangat dekat ke (puncak) suku bunga itu dengan berdasarkan bukti yang ada saat ini," ungkap Bailey kepada para anggota parlemen Inggris.
Meskipun Bailey tak menyebutkan angka tertentu secara eksplisit, pasar menganggap pernyataannya mengandung kisi-kisi rate hike terakhir.
Pasar kini yakin BoE akan menaikkan bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat kebijakan pada tanggal 21 September mendatang, lalu tak mengubahnya lagi dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.
Pound sterling sempat menjadi salah satu mata uang berkinerja terbaik pada paruh pertama tahun ini, tepatnya saat pasar mematok ekspektasi suku bunga terminal BoE pada kisaran 6%. Namun, realisasi agaknya jauh panggang dari api.
Tingkat suku bunga BoE saat ini berada pada 5.25%. Apabila otoritas moneter tertinggi Inggris itu benar-benar menaikkan suku bunga satu kali lagi saja, maka tingkat suku bunga terminal aktual cuma mencapai 5.50%.
Konsekuensi dari repricing ini membebani Sterling dalam jangka pendek, atau setidaknya hingga rapat BoE mendatang memberikan petunjuk kebijakan lebih lanjut.
Bukan hanya GBP/USD yang merespons testimoni Bailey, melainkan juga berbagai cross GBP lainnya. EUR/GBP mendadak melonjak sekitar 0.5% sampai 0.8570-an. GBP/JPY kian menjauh dari level tertinggi multi-tahun yang sempat tercapai pada akhir bulan lalu. (YSI)