Rilis Data Ekonomi AS yang Kuat Buat Greenback Sentuh Level Tertinggi 6 Bulan
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,05 persen menjadi 104,86 pada akhir perdagangan.
Greenback menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu membalikkan penurunan awal, setelah data AS menunjukkan sektor jasa-jasa secara mengejutkan meningkat bulan lalu yang membuka peluang untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,05 persen menjadi 104,86 pada akhir perdagangan.
Indeks Aktivitas Bisnis PMI Jasa-jasa final AS dari Global S&P yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,5 pada Agustus, turun tajam dari 52,3 pada Juli. Indeks Komposit direvisi lebih rendah dari 50,4 menjadi 50,2, terendah sejak bulan Februari.
“Data survei memberikan petunjuk meningkatnya risiko stagflasi, karena tekanan harga yang keras disertai dengan aktivitas bisnis yang hampir terhenti,” kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di S&P Global Market Intelligence.
Dolar melemah secara moderat setelah laporan tersebut, sebelum kemudian rebound, karena Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Rabu (6/9/2023) bahwa PMI non-manufaktur naik menjadi 54,5 bulan lalu, angka tertinggi sejak Februari dan naik dari 52,7 pada Juli.
Peluang pasar untuk kenaikan suku bunga Fed sebesar seperempat poin pada November naik menjadi sekitar 60 persen, dari hampir 50 persen, setelah indeks jasa-jasa ISM pada Agustus dan pengukuran terkait harga dan lapangan kerja meningkat tajam.
“Jelas bahwa perekonomian AS masih jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan sebagian besar negara-negara G10 lainnya dan memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk memasuki resesi” kata analis OIB.
“Dengan Inggris dan zona euro berada di ambang kontraksi, investor dan trader tidak punya pilihan selain menaruh kepercayaan mereka pada (perekonomian) AS.”
Data tersebut menunjukkan bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, meskipun hal ini tidak mengubah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunganya pada pertemuan akhir bulan ini.
Namun, para pejabat The Fed dalam dua hari terakhir memberikan nada dovish yang menunjukkan bahwa bank sentral AS dapat berhenti sejenak lagi untuk beberapa pertemuan berikutnya guna menilai lebih lanjut dampak pengetatan moneter terhadap data ekonomi.
Presiden Fed Boston Susan Collins mengatakan pada Rabu (6/9/2023) bahwa bank sentral akan bertindak hati-hati dalam mengambil langkah kebijakan moneter berikutnya. (YSI)