Tren Suku Bunga Tinggi Membayangi 'Rebound' Naik Emas

Harga emas berjangka ditutup sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin menghentikan penurunan selama dua sesi berturut-turut, mendapat dukungan karena stabilnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi beberapa tekanan baru-baru ini pada harga emas.

Emas mencatat keuntungan pada Senin (28/8/2023) setelah kontrak emas paling aktif membukukan kenaikan mingguan pertamanya dalam empat minggu hingga Jumat (25/8/2023).

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS 10-tahun turun tipis di angka 4,218 persen, sedangkan Indeks dolar AS yang mengukur nilai greenback terhadap enam rival utamanya, sedikit berubah di angka 104,07.Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga emas.

Untuk emas "terputusnya hubungan antara kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS adalah tanda bullish yang positif," kata analis OIB

Tetapi, "emas perlu terus diperdagangkan dengan garis harga yang meningkat pada minggu depan untuk mengonfirmasi tren bullish yang berkelanjutan." menurut analis OIB

Namun demikian, petunjuk dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat (25/8/2023) tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut membayangi kenaikan emas.

Para analis pasar berpendapat bahwa emas telah mendapat dukungan di area 1.900 dolar AS pada grafik teknikal. Namun penguatan dolar yang lebih besar atau kenaikan imbal hasil akan membahayakan teknikal emas.

Investor dan trader juga menunggu rilis laporan produk domestik bruto pada Rabu (30/8/2023), angka inflasi utama pada Kamis (31/8/2023), dan laporan pekerjaan besar pada Jumat (1/9/2023).

Tren harga emas setelah rilis data penggajian non pertanian AS Agustus pada Jumat (1/9/2023) akan menjadi kunci utama, kata analis OIB. "Tren rebound naij pada emas dan perak saat ini dapat berubah jika pertumbuhan lapangan kerja secara keseluruhan sangat tinggi pada Agustus." (YSI)