Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Membayangi Negeri Kangguru
Bayang-bayang perlambatan sedang membayangi pertumbuhan ekonomi di Australia. Meski, perekonomian Australia tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal kedua, didorong oleh ekspor dan investasi.
Bayang-bayang perlambatan sedang membayangi pertumbuhan ekonomi di Australia. Meski, perekonomian Australia tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal kedua, didorong oleh ekspor dan investasi.
Data dari Biro Statistik Australia pada hari Rabu menunjukkan produk domestik bruto (PDB) riil naik 0,4% pada kuartal kedua, sedikit mengalahkan perkiraan sebesar 0,3%.
Pertumbuhan secara tahunan sebesar 2,1%, di atas ekspektasi sebesar 1,8%. Hanya saja, perolehan tersebut melambat dibandingkan dengan revisi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,4% pada kuartal yang berakhir Maret 2023.
Ekonomi Negeri Kangguru tersebut mendapat dorongan dari ekspor bersih, kembalinya pelajar dan wisatawan, serta investasi publik. Secara keseluruhan, hal-hal tersebut mampu mengimbangi hambatan yang signifikan dari inventaris bisnis.
Sebaliknya, hambatan suku bunga dan lemahnya pemulihan pasca-Covid di China masih menahan pertumbuhan ekonomi Australia. Dalam hal per kapita, pertumbuhannya negatif selama tiga kuartal berturut-turut.
Pertumbuhan per kapita pada kuartal bulan Juni mengalami penurunan sebesar 0,3% selama tiga kuartal berturut-turut. Ini menunjukkan adanya resesi teknis per kapita.
Konsumsi rumah tangga, yang dulunya merupakan mesin pertumbuhan, tetap melemah dengan kenaikan sebesar 0,1% pada kuartal ini karena belanja barang dan jasa penting.
Konsumen terus mengurangi tabungannya di tengah tingginya biaya hidup dan meningkatnya pembayaran hipotek yang melonjak sebesar 11% pada kuartal tersebut. Rasio tabungan mereka turun menjadi 3,2%, yang merupakan level terendah sejak tahun 2008.
Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga tidak berubah selama tiga bulan berturut-turut pada hari Selasa, didorong oleh tanda-tanda bahwa inflasi berkurang lebih dari perkiraan dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Bendahara Jim Chalmers mengatakan laporan PDB adalah hasil yang stabil dan kokoh dalam keadaan sulit dan perekonomian diperkirakan akan melambat karena tingginya suku bunga dan ketidakpastian global, khususnya seputar Tiongkok.
“Kami realistis mengenai tantangan dalam 12 bulan ke depan, namun kami optimis mengenai masa depan perekonomian dan negara kami,” kata Chalmers, yang tidak memperkirakan perekonomian akan mengarah ke resesi. (YSI)