DXY Capai Terendah 13-hari Akibat Tekanan Data Ekonomi AS Yang Suram
DXY terbebani oleh data klaim pengangguran AS yang naik menjadi 261 ribu di pekan yang berakhir 2 Juni, lebih banyak dari pembacaan data di pekan sebelumnya yang direvisi menjadi 233 ribu, bahkan masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan di angka 235 ribu dari para ekonom sebelumnya, yang pada akhirnya menekan sentimen hawkish yang melingkupi The Fed menjelang pertemuan kebijakan moneter FOMC di pekan depan.
FUNDAMENTAL
Tekanan yang datang dari data AS yang suram menimpa Indeks Dollar saat memasuki sesi perdagangan New York semalam, hingga menyentuh level terendahnya dalam 13 hari terakhirnya, sekaligus juga mencerminkan penurunan Greenback terhadap enam mata uang utama dunia.
DXY terbebani oleh data klaim pengangguran AS yang naik menjadi 261 ribu di pekan yang berakhir 2 Juni, lebih banyak dari pembacaan data di pekan sebelumnya yang direvisi menjadi 233 ribu, bahkan masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan di angka 235 ribu dari para ekonom sebelumnya, yang pada akhirnya menekan sentimen hawkish yang melingkupi The Fed menjelang pertemuan kebijakan moneter FOMC di pekan depan.
Bertolak belakang dengan apa yang dialami oleh The Fed yang terbebani oleh data ekonomi AS, secara mengejutkan Bank of Canada dan Reserve Bank of Australia (RBA) menawarkan persiapan untuk menghadapi keputusan FOMC di pekan depan, ditambah dengan optimisme dari Cina pasca komentar Director of China's National Administration of Financial Regulation, Li Yunze yang pada akhirnya menambah tekanan terhadap US Dollar.
Besarnya sentimen yang mendatangkan tekanan bagi The Fed agak mengesampingkan komentar hawkish dari Julie Kozack selaku juru bicara IMF, yang mengatakan bahwa jika inflasi bertahan lebih dari harapan, maka The Fed nampaknya perlu untuk mendukung suku bunga di kisaran yang tinggi, sehingga lembaga tersebut menggarisbawahi gejolak inflasi yang terjadi saat ini akan mampu mendorong bank sentral utama, termasuk Federal Reserve, untuk melanjutkan siklus kenaikan suku bunga di level tinggi dalam periode yang lebih lama.
TEKNIKAL
Dalam jangka menengah pergerakan Indeks Dollar masih berada di area konsolidasinya antara 103.29 hingga 104.69 yang membentuk level support dan resisten sejak sesi perdagangan 23 Mei lalu, sehingga jika level support mampu di break-down maka akan mengkonfirmasi perubahan trend bagi Indeks Dollar dalam timeframe H4.
Akan tetapi jika mengacu pada sentimen negatif di seputar The Fed, maka tekanan bearish sepertinya masih akan terjadi secara moderat, dengan hambatan awal di sekitar garis sinyal MA 200 (102.83) yang berada di leve 50% Fibonacci.
Sedangkan bullish movement dalam jangka pendek harus mengkonfirmasi pergerakan harga di atas 103.61 yang ditandai oleh sinyal "lips" di indikator Alligator, sebagai batas psikologis awal bagi pergerakan naik dengan target kembali berada di area 104.00.
Namun demikian sinyal yang ditunjukkan oleh indikator MACD nampaknya masih memberikan cerminan berlanjutnya pergerakan penurunan nilai DXY untuk menemukan pijakan kenaikan baru di area 103.00-102.90.