Aksi Taking Profit Buat Harga Minyak Terkoreksi Turun
Indeks dolar, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,40 persen. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Harga minyak mentah sedikit melemah pada akhir perdagangan Selasa karena greenback yang menguat dan tanda-tanda aksi ambil untung setelah reli pada Juli ketika investor dan trader minyak bertaruh untuk pasokan global yang lebih ketat dan peningkatan permintaan pada paruh kedua tahun 2023.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menetap di 84,91 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, merosot 52 sen atau 0,6 persen. Brent bulan depan menetap pada Senin (31/7/2023) di level tertinggi sejak 13 April.
Jenis minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman September ditutup pada 81,37 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, tergelincir 43 sen atau 0,5 persen, dari penyelesaian sesi sebelumnya, yang tertinggi sejak 14 April.
Indeks dolar, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,40 persen. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Stok minyak mentah AS turun sekitar 15,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 28 Juli, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (1/8/2023). Para analis memperkirakan penurunan 1,37 juta barel.
Persediaan bensin turun sekitar 1,7 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,3 juta barel. Persediaan sulingan turun sekitar 510.000 barel, dibandingkan dengan perkiraan para analis untuk peningkatan 112.000 barel.
Untuk menghidupkan kembali sektor swasta China di tengah pemulihan ekonomi yang lesu setelah periode pembatasan COVID yang berlarut-larut, kementerian, regulator, dan bank sentral China pada Selasa (1/8/2023) menjanjikan lebih banyak dukungan pembiayaan untuk usaha kecil.
Sementara itu, data yang dirilis pada Senin (31/7/2023) menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro berkontraksi pada Juli dengan laju tercepat sejak Mei 2020, menahan antusiasme.
Di sisi pasokan, pertemuan OPEC+ pada Jumat ini (4/8/2023) diperkirakan akan melihat Arab Saudi menggulirkan pemotongan sukarela hingga September, yang semakin memperketat pasokan. (YSI)