Ketakutan perang arus modal hantam sentimen pasar

Investor menghadapi satu pekan yang sibuk. Laporan Lapangan Kerja Non-Pertanian (NFP) di hari Jumat akan menjadi agenda berisiko utama pekan ini. Setelah memangkas suku bunga sebanyak dua kali tahun ini,

Sep 30, 2019 - 11:26
 0  872
Ketakutan perang arus modal hantam sentimen pasar
Ketakutan perang arus modal hantam sentimen pasar
  • AS tidak memberi konfirmasi rencana larangan pencatatan perusahaan Tiongkok
  • Investor menunggu NFP untuk menilai langkah Fed berikutnya
  • Bank Sentral Australia diprediksi pangkas suku bunga
  • Volatilitas Pound semakin meningkat beberapa pekan mendatang

 

Pasar saham Asia membuka pekan ini dengan arah bervariasi setelah S&P 500 menurun 0.5% di hari Jumat karena perkembangan politik dan perdagangan. Laporan yang mengatakan bahwa pemerintah AS mempertimbangkan langkah untuk membatasi arus modal ke Tiongkok dengan cara mencopot perusahaan Tiongkok dari bursa saham AS dan membatasi investasi dana pensiun di pasar Tiongkok menghantam sentimen. Walau tidak ada konfirmasi mengenai isu itu, ide bahwa perang dagang berlanjut menjadi perang arus modal akan menciptakan keadaan menghindari risiko. Walau kita tidak tahu apakah Gedung Putih akan memberlakukan pembatasan tersebut atau sekadar menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan daya tawar di negosiasi dagang mendatang, pesan yang terkirim tidak diterima dengan gembira oleh pasar finansial.   

Pasar modal AS dianggap sebagai salah satu pasar paling terbuka di seluruh dunia. Isyarat pembatasan akses untuk pihak asing akan mengindikasikan bahwa perusahaan Tiongkok perlu mempertimbangkan opsi alternatif untuk menggalang modal. Ini akan membuat AS lebih tidak unggul dibanding para pesaingnya dan pada akhirnya dapat mengakibatkan arus masuk modal finansial yang lebih rendah.

Satu pekan mendatang

Investor menghadapi satu pekan yang sibuk. Laporan Lapangan Kerja Non-Pertanian (NFP) di hari Jumat akan menjadi agenda berisiko utama pekan ini. Setelah memangkas suku bunga sebanyak dua kali tahun ini, Federal Reserve sangat memantau data ekonomi untuk menentukan langkah berikutnya. Bulan lalu, pertumbuhan lapangan kerja AS melambat ke level terendah sejak Mei dan gagal mencapai ekspektasi. Walau begitu, laporan secara keseluruhan tidak terlalu buruk. Pertumbuhan upah terus meningkat dengan laju 3.2% dan tingkat pengangguran stabil di 3.7%. Jika data umum kembali gagal mencapai ekspektasi, hal itu dapat menjadi peringatan bagi para pengambil kebijakan Fed yang sejauh ini telah menolak kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut di sisa tahun 2019 dan 2020. Walau demikian, pasar masih yakin bahwa suku bunga masih mungkin dipangkas lagi tahun ini, jadi kejutan positif atau negatif apa pun dapat mengakibatkan pergerakan besar bagi Dolar AS.

Trader Euro akan sangat memantau PMI manufaktur yang anjlok ke level terendah dalam satu dekade terakhir di Jerman pekan lalu. Perang dagang AS-Tiongkok yang berkepanjangan jelas telah mengganggu manufaktur global, dan jika data PMI mengonfirmasikan data cepat, Euro dapat semakin tertekan.

Trader valas juga memantau Dolar Australia. Bank Sentral Australia (RBA) diperkirakan akan memangkas suku bunga ke rekor level terendah baru yaitu 0.75% pada hari Selasa. Perlambatan di Tiongkok tampaknya menjadi faktor besar yang memengaruhi pertumbuhan dan lapangan kerja di Australia; sedangkan para pengambil kebijakan khawatir bahwa biaya kredit yang murah akan memicu bubble di pasar properti. Ini akan mempersulit keputusan RBA. Apabila RBA memutuskan untuk tidak membuat perubahan, Dolar Australia mungkin menguat.

Pound menjadi mata uang G10 dengan kinerja paling buruk pekan lalu. Mata uang Inggris merosot 1.3% terhadap Dolar AS. Setelah terperosok di hari Rabu, Pound terus melemah menuju akhir pekan karena komentar pejabat MPC Michael Saunders yang mengatakan bahwa Bank Sentral Inggris mungkin perlu memangkas suku bunga bahkan jika kesepakatan Brexit tercapai. Pound mungkin akan menjadi mata uang yang paling sulit diperdagangkan dalam beberapa pekan mendatang karena berita Brexit akan menjadi faktor dominan. Walau begitu, bersiaplah melihat ayunan yang lebih besar ke arah mana pun menjelang tenggat Brexit yaitu 31 Oktober.

Sanggahan: Isi dari artikel ini terdiri dari pendapat-pendapat pribadi dan tidak seharusnya ditafsirkan sebagai sesuatu yang berupa nasihat investasi pribadi dan/atau lainnya dan/atau suatu penawaran dari dan/atau permohonan untuk transaksi pada instrumen keuangan dan/atau sebuah jaminan dan/atau prediksi atas kinerja di masa depan. ForexTime (FXTM), para afiliasinya, agen, direktur, petugas atau pegawainya tidak memberikan jaminan atas akurasi, keabsahan, batas waktu atau keutuhan dari informasi atau data yang disediakan dan tidak memikul tanggung jawab atas semua kerugian yang dapat timbul dari segala investasi yang didasarkan pada hal tersebut.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

FXTM Indonesia Merek FXTM diluncurkan pada tahun 2011 dengan visi unik menyediakan ketentuan trading terbaik, edukasi berkualitas dan perangkat trading canggih terbaik di industri Forex