Apa Itu Suplay dan Demand dalam Trading Forex ?

Bagi para trader Forex, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Suplay dan Demand. Suplay dan Demand dalam trading Forex hampir sama dengan konsep penawaran dan permintaan dalam ekonomi. Bursa Forex merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual valuta asing. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana strategi trading dengan konsep supply and demand tersebut?

Apa Itu Supply and Demand Dalam Trading Forex

Pada dasarnya supply merupakan jumlah persediaan barang di satu waktu sementara demand merupakan permintaan atau jumlah barang yang diinginkan di waktu yang bersamaan. Ketika barang mengalami peningkatan suplay dan permintaan tetap stabil, maka akan menjadi kerugian karena barang tidak laku.

Untuk menghindari kerugian yang semakin besar, biasanya pedagang akan menurunkan harga untuk mengembalikan minat pembeli. Sementara itu, kurangnya persediaan dan permintaan yang tinggi dapat menaikkan harga barang tersebut. Dalam bursa forex, harga pasar juga mengikuti prinsip dasar tersebut.

Misalnya saja pada pasangan mata uang EUR/USD. Jika EUR saat ini sedang turun, maka USD dianggap menguat. Faktanya, harga turun karena memang ketersediaan Euro sedang menumpuk. Sementara itu permintaan untuk Euro mengalami penurunan. Dalam istilah forex, trader pembeli Euro menurun dan trader yang membeli USD meningkat.

Dasar Entry Trading Dengan Konsep Supply and Demand

Ada 2 hal yang menjadi dasar untuk Suplay dan Demand dalam strategi trading trading. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

• Entry Breakout

Pada entry breakout, order akan dieksekusi langsung saat harga sudah berhasil tembus di suatu support atau resistance. Jenis entry ini biasanya digunakan untuk sistem trading yang menggunakan Channel seperti Donchian Channel, Bollinger Bands, atau Chart Pattern. 

Keunggulan entry breakout adalah trader tidak akan tertinggal jika harga sedang trend ke satu arah. Memang, breakout ini baik untuk mendeteksi pergerakan awal pasar trending. Namun kelemahan jenis entry breakout adalah adanya false breakout. Ini adalah kejadian yang tadinya mencerminkankan penembusan harga support atau resistance namun kemudian gagal karena harganya tidak bisa mempertahankan eksistensinya di luar support. 

Setelah tembus level, harga justru kembali ke daerah yang sebelumnya. Kondisi false breakout ini kadang cukup mengecoh dan mengakibatkan trader kehabisan dana, khususnya trader yang belum memiliki strategi trading trading yang matang.

• Entry Pullback

Pada entry pullback, trader harus lebih dulu menunggu sebelum masuk ke suatu posisi. Breakout memang belum bisa dipastikan apakah sudah valid atau belum. Namun jika trader menunggu sampai harga pullback, Anda akan memperoleh harga yang lebih baik, reward yang lebih tinggi, dan resiko yang lebih kecil. Pada dasarnya, tingkat keberhasilan entry pullback akan lebih baik daripada entry breakout.

Walaupun demikian, entry pullback tetap memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah trader tidak bisa mengira kapan dan sampai sejauh mana harga akan pullback. Harga kadang terus melaju setelah breakout dan para trader pullback tidak akan memperoleh bagiannya.

Bagi trader pemula mungkin bertanya-tanya manakah entry terbaik dari konsep suplay dan demand dalam strategi trading trading. Entry terbaik adalah memilih salah satu jenis entry di atas dan menggunakannya secara konsisten. Jika trader memilih pullback, maka ia harus tetap sabar jika tidak kebagian entry dari harga yang terus melaju pasca breakout.

Trader tidak boleh masuk ke dalam bursa secara sembarangan hanya karena tertinggal harga yang sudah melaju duluan. Demikian pula jika trader memilih entry breakout, trader harus tetap sabar jika sudah kena stop loss lebih dulu sebelum harga melaju sesuai dengan perkiraan. Intinya, trader harus memiliki strategi trading yang matang agar tidak sampai mengalami kerugian.